Foto Bersama Dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Malaka
Penelitian Tim Explore CN040 SDGs UKAW terus berlanjut untuk mendapatkan data tambahan dengan lokasi penelitian di Desa Alas dan Desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima Timur Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengenai peneltian tentang “Pengarusutamaan Tata Kelola Bentang Lahan Hutan Berkelanjutan Berbasis Nexus Hutan-Air-Energi-Makanan di Wilayah Perbatasan Indonesia”, yang dilaksanakan pada sejak tanggal 2 s.d 5 Juli 2025.
Adapun tujuan penelitian
audiensi dan mengumpulkan data tambahan terkait data sukender dengan bertemu
pihak pimpinan atau pejabat di linkungan pemerintah Kabupaten Malaka dan 20
masyarakat di Desa Alas dan Desa Alas Selatan yang menjadi responden dalam
penelitian ini. Anggota tim yang melaksanakan penelitian di Kabupaten Malaka
terdi dari Anggreini D. N. Rupidara, M.Si., Ph.D, Dr. Angela M. Minggu, SE.,
M.Si, Herry Aprilia Manubulu, S.Sos., M.Si., AK, Pdt. Dra. Lintje H. Pellu,
M.Si., Ph.D dan Yunialdi H. Teffu, S.Pi., M.Si. Kegiatan ini dapat dilaksanakan
karena dukungan dari SIDA yang telah mendanai penelitian ini dan
RECOFTC selaku pengelola anggaran maupun pengelola kegiatan yang bekerja sama
dengan CIFOR-ICRAF bersama Tim Explore CN-040 SDGs Universitas Kristen Artha
Wacana sehingga program penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
Tim melakukan audiensi dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Malaka, pihak Dinas PUPR Kabupaten Malaka, pihak Dinas Perikanan Kabupaten, Dinas Pertanian Kabupaten Malaka dan BAPERIDA Kabupaten Malaka. Selain itu tim juga melakukan wawancara untuk mengumpulkan data tambahan dengan 3 orang tokoh adat dan 17 orang masyarakat Desa Alas dan Alas Selatan.
Hasil audiensi dengan para stakeholder diketahui bahwa data bersifat terbatas dan sebagian besar tersimpan di tingkat desa. debit air di wilayah Kabupaten Malaka dinilai cukup baik dan tidak menggunakan layanan PAM, karena sebagian besar air bersumber langsung dari alam dan digunakan untuk irigasi. Terdapat kebijakan pengambilan air melalui aturan lokal bahwa masyarakat tidak diperbolehkan mengambil air terlalu dekat dari sumbernya dan jarak minimum pengambilan air ditetapkan sekitar 150 meter dari sumber air.
Adapun kondisi mata air di Desa Alas memiliki 6 mata air yang masih dalam kondisi baik dan mencukupi kebutuhan masyarakat, sedangkan di Desa Alas Selatan memiliki 2 mata air yang dimanfaatkan untuk kebutuhan umum dan telah dibangun instalasi perpipaan. Selain itu ada salah satu LSM turut mendukung pembangunan infrastruktur air di desa ini melalui kerja sama dengan pemerintah desa. Sampel air dari wilayah Desa Alas maupun Alas Selatan telah diambil oleh Tim Explore CN040 untuk pengujian laboratorium.
Pemanfaatan dan perdagangan payu didapati informasi bahwa pengambilan kayu masih dilakukan langsung dari kawasan hutan dan dijual menggunakan kontainer. Jenis kayu di Desa Alas meliputi Jati, Gmelina, Cendana, Asam, Kemiri, dan Mangga. Sedangkan jenis kayu yang ada di Kecamatan Kobalima Timur yang memiliki nilai ekonomi adalah Kayu Merah, Cendana, Kabesak, Cemara, Kesambi, Gmelina dan Mahoni. Sedangkang untuk kayu bakar Lamtoro, Kesambi dan Johar.
Terkait energi di Desa yaitu penggunaan kayu bakar mengalami penurunan signifikan dan masyarakat umum mulai beralih menggunakan listrik untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan budaya dan struktur sosial juga masih terjaga di Desa Alas dan Alas Selatan dimana Rumah adat masih terjaga keberadaannya, dengan kayu lokal digunakan sebagai bahan utama. Hali diketahui dari Tim yang melakukan audiensi juga sempat bertemu dengan para tetua adat, yang memberikan informasi tentang adat istiadat dan pelestarian sumber daya alam secara lokal.
Keterangan Gambar: Tim Explore CN040Melakukan Wawancara Dengan Masyarakat Desa Alas dan Alas Selatan